Sabtu, 24 November 2012

LIBURAN SERU DI KARIMUN JAWA







Pulau Karimunjawa yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa merupakan pulau yang terbesar dari gugusan kepulauan Karimunjawa yang seluruhnya berjumlah 27 pulau, dan termasuk dalam satu kecamatan yakni Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah.  Pesona Karimunjawa terletak pada keindahan pantai pasir putih dan gugusan pulau-pulau kecil di sekitarnya, serta keindahan terumbu karang yang tetap terjaga keperawanannya. Snorkeling atau diving menjadi kegiatan wajib untuk bisa menikmati keindahan bawah air dari laut Jawa yang telah ditetapkan menjadi Taman Nasional Karimunjawa ini. Taman Nasional Karimunjawa yang ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut sejak Tahun 1986 melalui SK Menteri Kehutanan ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa. 
Bagaimana cara ke Karimunjawa?
Musim liburan tahun lalu saya sekeluarga  menikmati pesona Karimunjawa yang menakjubkan ini. Informasi yang cukup lengkap tentang bagaimana cara ke Karimunjawa saya dapatkan lewat browsing di internet. Ternyata banyak biro wisata yang menawarkan paket wisata ke Karimunjawa dengan berbagai harga, dari yang paket murah untuk para backpacker sampai paket hotel berbintang yang lebih mahal, juga tersedia beraneka paket hari, ada yang paket 2 hari 1 malam, 3 hari 2 malam, 4 hari 3 malam dan 5 hari 4 malam.  Untuk paket backpacker pun juga ada tingkatannya, dari yang paling murah sampai yang mahal, tergantung akomodasinya. Paket backpacker yang paling murah berharga  400 ribuan. Harga per paket tergantung pada lamanya kunjungan dan fasilitas yang didapatkan. Kami pun memilih paket backpacker 3 hari dua malam plus, artinya kami minta tambahan fasilitas berupa tiket kapal yang seharusnya kelas ekonomi, kami upgrade menjadi VIP. Harga yang harus kami bayar adalah 700 ribu rupiah per orang, sedangkan untuk anak saya berumur 5 tahun hanya membayar harga tiket kapal saja yaitu 200 ribu rupiah PP.

Harga paket yang kami bayar tersebut merupakan paket pelayanan yang dimulai dari pelabuhan Jepara sampai berakhirnya acara wisata di Karimunjawa dan kembali lagi ke Pelabuhan Jepara. Kami berangkat dengan KMP Muria dengan waktu tempuh 6 jam. Atau, bisa juga memilih paket pelayanan yang dimulai dari pelabuhan Semarang sampai berakhirnya acara wisata di Karimunjawa dan kembali lagi ke pelabuhan Semarang.  Transportasi dari kota asal ke Jepara atau Semarang menjadi tanggungan masing-masing wisatawan. Kami berlima berangkat dari Yogyakarta menuju Jepara dengan travel.  Harga travel berkisar 90 ribuan rupiah per orang. Ada juga pilihan lain dengan shuttle bus, dengan harga tiket yang sedikit lebih murah. Jika membawa mobil sendiri, bisa meninggalkannya di tempat penitipan mobil di pelabuhan Jepara maupun di pelabuhan Semarang sebelum menyeberang ke Karimunjawa.
Ada dua kapal yang beroperasi untuk transportasi ke Karimunjawa, yaitu KMP Muria dengan waktu tempuh 6 jam, dan KMC Kartini dengan waktu tempuh 4 jam. Jadwal keberangkatan kapal-kapal ini ke Karimunjawa tidak setiap hari ada, sehingga perlu mengecek jadwal sebelum memesan tiket.  Jika berangkat dengan biro wisata, maka pihak biro wisata sudah mengatur paket tur sesuai dengan jadwal kapal. Oleh karena itulah saya lebih memilih memakai biro wisata daripada mengatur sendiri perjalanan kami ke Karimunjawa. Browsing di internet bisa dilakukan untuk memilih biro dan paket wisata yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. Yang perlu diperhatikan adalah jika ingin ke Karimunjawa pada puncak liburan, maka lebih baik memesan paket wisata jauh hari sebelumnya, karena terbatasnya transportasi ke Karimunjawa seringkali tiket sudah habis terjual, yang artinya paket wisata juga sudah sold out. Kami mempunyai pengalaman cukup pahit tentang hal ini. Tahun lalu, saat kami berkunjung ke Karimunjawa, adalah puncak musim liburan.   
Kami mengalami penundaan satu hari untuk menyeberang ke Karmunjawa karena ada kerusuhan di pelabuhan Jepara. Sehari sebelumnya juga ada penyanderaan kapal di Pelabuhan Karimunjawa oleh para calon penumpang yang tidak mendapatkan tiket. Tiket telah habis terjual kepada para pengelola biro wisata, sehingga banyak penduduk lokal yang ingin bepergian dari dan pulang ke Karimunjawa tidak kebagian tiket, padahal mereka telah mengantri di depan loket sejak shubuh, sejak pintu loket masih tutup.  Hal inilah yang membuat mereka meradang dan menyandera kapal di pelabuhan Karimunjawa, sehingga kapal tidak bisa berlayar ke Jepara maupun Semarang. Dari insiden tersebut, akhirnya para wisatawan yang sebenarnya telah memesan tiket jauh hari sebelumnya melalui biro wisata, dikorbankan dan keberangkatannya ditunda sehari kemudian, demi mengutamakan para penumpang yang sebagian besar penduduk lokal, yang membeli tiket langsung di loket pelabuhan. Waktu itu suasana di pelabuhan Jepara sangat kacau, banyak wisatawan yang emosi.  Saya sekeluarga pun sempat putus asa, takut kalau esoknya tidak bisa berlayar lagi ke Karimunjawa.  Tetapi syukurlah, esoknya kami bisa mendapatkan tiket. Ternyata, di hari berikutnya pelabuhan Jepara tampak sepi, karena semua penumpang yang bukan wisatawan dari biro wisata telah terangkut di hari kemarin. Karena insiden penundaan keberangkatan itu, kami yang terpaksa harus menginap semalam di homestay di dekat pelabuhan, malah sekaligus bisa berekreasi menikmati keindahan Pantai Kartini yang berada satu lokasi dengan pelabuhan Jepara.
Perjalanan selama 6 jam dengan KMP Muria dari pelabuhan Jepara menuju pelabuhan Karimunjawa merupakan perjalanan yang cukup melelahkan, apalagi goncangan ombak yang begitu terasa. Banyak penumpang yang mabok laut, saya pun mengalami mual meski tidak sampai mabok.  Untuk menghindari mabok, cara yang jitu adalah berusaha untuk bisa tidur. Dan ketika kapal mulai mendekati Karimunjawa, maka terlihatlah keindahan Pulau Karimunjawa di kejauhan dari jendela kapal. 
Bagaimana dengan akomodasi?
Cukup banyak penginapan di Karimunjawa yang tidak jauh dari pelabuhan, umumnya berupa homestay dan cottage, meskipun ada juga beberapa hotel berbintang. Untuk urusan makan, warung makan milik penduduk lokal cukup banyak tersedia di sekitar pelabuhan dengan harga yang cukup murah. Aktivitas kehidupan memang lebih banyak di wilayah yang dekat dengan pelabuhan atau pantai. Karena telah bergabung dengan biro wisata, maka semuanya telah diatur oleh biro wisata, dari urusan makan, guide, sewa perahu motor, peralatan snorkeling, paket acara wisata dari pulau ke pulau termasuk fasilitas dokumentasi underwater, maupun transportasi darat selama di Karimunjawa. Akomodasi dan pelayanan selama di Karimunjawa tergantung harga paket yang dipilih. Menurut saya, akan lebih nyaman memilih bergabung dengan biro wisata daripada mengatur akomodasi sendiri selama di Karimunjawa. 
Hal penting yang perlu diketahui adalah pelayanan listrik di Karimunjawa hanya ada mulai pukul 6 petang sampai 6 pagi, sehingga pada siang hari peralatan yang menggunakan aliran listrik tidak bisa dipakai.  Ini berlaku jika menginap di homestay. Tetapi jika menginap di hotel berbintang yang mempunyai generator sendiri, tentu lain ceritanya. Menurut saya yang suka dengan petualangan dan mencoba hal-hal baru, menginap di homestay akan terasa lebih seru daripada menginap di hotel, karena bisa lebih merasakan kehidupan masyarakat lokal.
Ngapain saja di Karimunjawa?

Saat kami tiba di Karimunjawa hari telah beranjak sore. Tempat yang kami kunjungi pertama kali di kala senja adalah Pantai Nirwana yang letaknya dekat dengan homestay tempat kami menginap.  Pantai ini sangat indah dengan hamparan pasir putih, ombak yang lumayan tenang, dan airnya yang sangat jernih sehingga bisa terlihat karang-karang dan ikan-ikan kecil di dalamnya. Malamnya kami jalan-jalan ke alun-alun kecamatan dengan mobil yang telah disiapkan oleh biro wisata. Di sinilah pusat pemerintahan Karimunjawa. Tak lupa pula kami menikmati makan lesehan di alun-alun dan belanja suvenir di pusat belanja suvenir yang lokasinya sejalan dengan arah ke alun-alun. Tidak ada yang khas dengan suvenir Karimunjawa, tetapi boleh juga membeli kerupuk kerapu khas Karimunjawa sebagai oleh-oleh.
Esoknya, barulah petualangan bahari kami lakukan bersama dengan wisatawan lain sesama peserta paket wisata dari biro wisata yang kami ambil. Selama dua hari, target kami adalah mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitar Karimunjawa, yakni Pulau Cemara Besar, Pulau Cemara Kecil, Pulau Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Tengah, Gosong, dan Tanjung Gelam.
Di hari pertama petualangan, lokasi yang pertama kali kami tuju adalah penangkaran ikan hiu dan penyu di laut lepas utuk berenang bersama ikan-ikan hiu yang telah jinak. Dari lokasi penangkaran ikan hiu dan penyu, barulah kami berkeliling dari pulau ke pulau dengan perahu motor. Di beberapa titik tertentu perahu akan berhenti untuk memberi kesempatan pada kami untuk snorkeling atau diving menikmati keindahan terumbu karang dengan ikan-ikan hias beraneka warna berenang di sekitarnya. Di antara kami ada yang membawa remah-remah roti yang ditaburkan di sekitar terumbu karang untuk memancing ikan-ikan itu keluar dari persembunyiannya, sehingga kami dapat berfoto bersama ikan-ikan itu. Kalau beruntung, bisa juga melihat penyu yang sedang berenang di perairan ini. Saya sempat melihat ikan nemo dan batfish yang sedang berenang dengan tenang di sekitar terumbu karang. Perairan Karimunjawa sangat jernih sehingga dengan bantuan alat snorkel saya bisa melihat pemandangan bawah air dengan jelas. Sungguh-sungguh menakjubkan. Sehari sebelumnya kami telah diberi kursus kilat oleh guide dari biro wisata tentang bagaimana cara menggunakan snorkel dan bagaimana cara snorkeling yang benar.  Larangan bagi kami adalah mendaratkan kaki atau berpijak pada terumbu karang.  Kaki harus dijaga agar selalu mengambang dan tidak menginjak terumbu karang saat snorkeling di perairan yang dangkal. 

Selain keindahan bawah air, keindahan pantai pasir putih dapat dinikmati juga di setiap pulau kecil yang kami kunjungi. Tumbuh-tumbuhan pantai yang masih alami, serta bebatuan di tepi pantai yang membentuk formasi indah juga dapat memanjakan mata. Makan siang yang dilakukan dengan membakar ikan rame-rame penuh suasana alami di tengah pulau kecil yang tidak berpenghuni, sungguh menjadi kenikmatan yang luar biasa.  

Saking banyaknya pulau kecil yang kami kunjungi dengan pemandangan yang hampir sama, sampai-sampai saya tidak hafal nama-nama pulau tersebut.  Yang saya ingat adalah ada pulau kecil yang banyak ditumbuhi pohon cemara, itulah mungkin alasannya sehingga pulau itu dinamai Pulau Cemara. Selain menjelajah pulau-pulau kecil, kami juga mengunjungi Tanjung Gelam, bagian dari Pulau Karimunjawa pada sisi yang berbeda dari pelabuhan Karimunjawa.  Lokasi ini suasananya sangat ramai, banyak gubug-gubug pedagang dan perahu-perahu wisata yang sedang parkir, sangat berbeda dengan suasana di pulau-pulau kecil tanpa penghuni yang kami kunjungi. Sore hari saat kami harus pulang kembali ke penginapan, pemandangan matahari tenggelam yang indah telah menunggu di dermaga perahu motor Karimunjawa.  Sayang dilewatkan untuk diabadikan dengan kamera.
Acara hari ke dua petualangan bahari kami tidak jauh berbeda dari hari pertama, mengunjungi pulau-pulau kecil, snorkeling dan makan siang dengan barbeku di tengah pulau kecil.  Saya sampai lupa apa nama pulau kecil tempat kami barbeku di hari ke dua ini, karena pulau-pulau yang kami kunjungi pemandangannya serupa. Yang saya ingat adalah kami snorkeling di dekat Pulau Kecil, dan di Pulau Cemara Kecil terdapat pondok yang ada penghuninya, meski hanya ditinggali pada siang hari untuk melayani wisatawan yang mampir ke pulau tersebut, sedangkan pada malam hari pulau itu tidak berpenghuni. Di hari ke dua ini kami berlayar ke arah yang berbeda dari hari pertama, kali ini ombaknya sangat besar.  Goncangan perahu yang sangat kuat, kencangnya angin laut dan kerasnya cipratan ombak ke muka membuat beberapa dari kami mabuk laut, termasuk juga saya, sehingga acara hari ini diakhiri lebih cepat. Apalagi karena malamnya kami juga harus berlayar selama 6 jam kembali ke Jepara, kembali ke Pulau Jawa.
Selama dua hari menikmati petualangan bahari di kepulauan Kariminjawa menyadarkan saya atas kekayaan laut Indonesia dan sumberdaya hayati yang ada di dalamnya, serta menumbuhkan kecintaan bahari pada diri saya.  Itulah juga yang berhasil saya tanamkan pada diri anak-anak saya sepulang liburan seru di Karimunjawa.

(Seperti yang pernah dimuat di rubrik "Jalan-jalan" Leisure, harian Republika; Selasa, 24 Juli 2012, dengan beberapa perubahan)