Minggu, 18 Agustus 2013

TERKENANG BOGOR

Memanglah benar jika Bogor dikenal sebagai kota hujan, karena di kota ini memang hampir tiap hari turun hujan. Bogor juga seringkali disebut dengan kota angkot (angkutan kota), karena transportasi publik yang serupa mobil minibus dengan ukuran lebih kecil ini berjumlah ribuan alias terlalu berlebihan untuk sebuah kota kecil seperti Bogor. Saya yang pernah 2 minggu tinggal di pusat kota Bogor untuk suatu tugas kampus, merasakan sekali sumpeknya Bogor oleh angkot. Tetapi, di luar permasalahan angkot, Bogor menawarkan aneka tempat wisata yang asyik jika dikunjungi bersama keluarga. Oleh karena itulah, di luar urusan pekerjaan, saya pun telah dua kali menyempatkan diri untuk menikmati Bogor dan sekitarnya, melukis beragam kenangan indah tentang Bogor sebagai tujuan wisata keluarga. Berikut ini adalah tempat-tempat wisata di Bogor dan sekitarnya yang telah menyisakan kenangan manis dalam ingatan saya.

1. Kebun Raya Bogor (Bogor Botanical Garden)
Kota Bogor identik dengan Kebun Raya Bogor atau biasa juga disebut Kebun Botani Bogor (Bogor Botanical Garden). Kebun raya yang luasnya mencapai 87 hektar ini memiliki sekitar 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Selain menyimpan kekayaan plasma nutfah tumbuhan, Kebun Raya Bogor juga berfungsi sebagai tempat wisata. 
Tempat wisata ini terutama ramai dikunjungi pada Hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya juga dapat ditemukan pusat-pusat keilmuan, seperti Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor dan Pustaka.
 
Kebun Raya Bogor sudah ada sejak jaman Belanda yaitu pada Tahun 1800-an, yang berawal dari dibuatnya kebun yang cantik di halaman istana Bogor sehingga akhirnya berkembang menjadi Kebun Raya Bogor seperti sekarang ini. Ya, memang Kebun Raya Bogor ini lokasinya berdekatan dengan Istana Bogor. Menurut situs resmi Kebun Raya Bogor, pendirian kebun raya ini dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, dengan lahirnya beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), serta Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Dan, pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah kepengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada perkembangan kepengurusannya, telah dibuat katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 52 spesies Monocotyledonae, dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanaman-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya, yaitu: herbarium, museum, Laboratorium Botani, kebun percobaan, Laboratorium Kimia, Laboratorium Farmasi, cabang kebun raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha, pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (yang selanjutnya menjadi Institut Pertanian Bogor, IPB).
Menjelajah Kebun Raya Bogor serasa memuaskan paru-paru untuk mendapatkan udara bersih dan segar sepuasnya, bisa menghirup Oksigen murni leluasa. Apalagi saat duduk-duduk di bawah pohon besar, merasakan semilir angin sepoi-sepoi, sejuknya udara, maka rasa kantuk mudah sekali datang menyerang. Saya dan suami merasakan nikmatnya suasana pagi sambil mengawasi anak kami yang masih kecil bermain bola di hamparan rumput hijau. Benar-benar nikmat suasana alam Kebun Raya, serasa oase di tengah hiruk pikuk kota Bogor yang penuh dengan angkot.
2. Istana Bogor
Belum lengkap rasanya jika ke Kebun Raya Bogor tanpa menengok Istana Bogor, karena dua tempat ini saling terkait dalam sejarahnya. Tetapi, untuk bisa memasuki istana ini, pengunjung harus datang berombongan dan sebelumnya harus meminta izin dulu ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan. Beruntunglah saya, karena acara panitia suatu pelatihan yang sedang saya ikuti di IPB waktu itu mengagendakan acara santai dengan mengunjungi Istana Bogor.
Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri karena aspek historis, kebudayaan, dan faunanya. Ya, di istana ini memang tersimpan benda-benda seni yang indah serta di halamannya dipelihara rusa-rusa yang dahulunya didatangkan langsung dari Nepal, yang tetap terjaga dari dulu sampai sekarang. Saat ini di setiap hari Sabtu dan Minggu banyak wisatawan lokal maupun luar kota yang berjalan-jalan di seputaran halaman Istana Bogor sambil memberi makan rusa-rusa tersebut dengan wortel yang dapat dibeli dari petani-petani tradisional warga Bogor yang menjajakan wortel-wortel tersebut di setiap hari libur.
Istana Bogor mempunyai bangunan induk sayap kiri dan kanan, dengan luas keseluruhan kompleks istana mencapai 1,5 hektar. Secara rinci, bangunan instana tersebut terdiri dari:
-       Bangunan induk istana, yang berfungsi untuk  menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara
-       Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing
-       Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukkan bagi kepala negara yang datang berkunjung
-       Pada Tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama “Dyah Bayurini”, sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah
-       Kantor pribadi Kepala Negara
-       Perpustakaan
-       Ruang makan
-       Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film
-       Ruang Garuda, sebagai tempat upacara resmi
-       Ruang Teratai, sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara

Istana Bogor juga menyimpan karya-karya seni yang indah dan tentu saja sangat bernilai, terdiri dari:
-       450 lukisan, di antaranya karya pelukis indonesia yang sangat terkenal, Basuki Abdullah, pelukis dari Rusia, Makowski, dan Ernest Dezentje
-       360 patung, termasuk yang dipajang di halaman istana, di antaranya ada patung “Tangan Tuhan” dan “Pegassus” dari Swedia, serta patung perunggu “Hercules” yang dibuat oleh pemahat asal Polandia.
-       Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana, salah satu dari koleksi keramik yang paling mengesankan adalah berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev di Tahun 1960
            -   Hadiah-hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak,    hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachon dari Thailand pada Tahun 1958.
Saya sendiri kadang tidak bisa menikmati semua karya seni tersebut sebagai karya seni yang bebas nilai, seperti saat saya melihat patung perunggu “Hercules” yang dipajang di halaman istana, tetap saja saya melihat ada unsur pornografi di benda seni itu. Seperti halnya banyak pengunjung, termasuk juga teman-teman saya, berpose di depan patung “Hercules” tersebut sambil cekikikan, entah apa maknanya... 
3. Wisata Belanja di Tajur
Jika ingin berwisata belanja di kota Bogor, maka Tajur bisa menjadi destinasi yang sangat menarik, karena di kawasan wisata ini banyak dijual beragam jenis tas, sepatu, jaket, dan perlengkaan pribadi lainnya yang terbuat dari kulit dengan kualitas ekspor, tetapi dengan harga miring. Setiap akhir pekan atau di musim liburan, kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan dari Jakarta dan sekitarnya, atau para wisatawan yang singgah dari liburan di Puncak.
            Untuk menuju Tajur sangatlah mudah, karena tempat ini lokasinya tidak jauh dari Baranang-siang tempat saya menginap, sehingga saya cukup naik angkot sebentar dari Terminal Baranang-siang ke Tajur. Di tempat wisata belanja ini beraneka tas wanita beraneka tipe dan model dijual dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan harga di toko-toko pada umumnya, kualitasnya pun bagus. Tetapi, saking bingungnya memilih, akhirnya saya hanya membeli sebuah dompet kulit sebagai kenang-kenangan dari Tajur...

4. Taman Buah Mekarsari
           Taman Buah atau Taman Wisata Mekarsari yang berlokasi di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini dibangun sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan tropis, khususnya jeni-jenis buah-buahan unggul dari seluruh Indonesia, sekaligus merupakan tempat penelitian budidaya, pemuliaan dan perbanyakan bibit unggul yang nantinya akan disebarluaskan kepada petani dan masyarakat umum. Pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan ini merupakan yang terbesar di dunia dengan luas sekitar 264 hektar.
 Selain sebagai tempat konservasi, Taman buah Mekarsari juga dijadikan sebagai tempat wisata. Sebagai tempat wisata keluarga, maka Taman Wisata Mekarsari dilengkapi berbagai fasilitas rekreasi, seperti arena bermain anak-anak, arena untuk kegiatan outbound, danau buatan yang dilengkapi dengan wahana bermain seperti donut apung, perahu angsa, dan lain-lain. Tentu saja untuk mencoba berbagai wahana itu kita harus membayar lagi di luar tiket masuk pintu utama. Karena saking luasnya, maka disediakan kendaraan semacam kereta kelinci untuk mengelilingi tempat wisata ini, sehingga kita dapat mengunjungi semua sarana wisata yang ada. Secara lengkap, sarana wisata di Taman Wisata Mekarsari terdiri dari berbagai wahana yang mendekatkan pengunjung kepada alam, yaitu Family Garden, rekreasi danau seluas 25 ha, rusa tutul, Garden Center, greenhouse melon, Sabut Kelapa Outbound, bungai bangkai, Kids Fun Valley, menara pandang, bangunan air terjun (Puri Tirto Sari) dan Pongo Show. Berbagai aktivitas dapat dilakukan untuk mengisi liburan di taman wisata ini, yaitu company gathering, piknik keluarga, wisata kebun buah/sayur, barbeque, senam pagi, ataupun fruitwalk (jalan-jalan di kebun buah). 
Karena keterbatasan waktu maka saya dan keluarga lebih banyak menghabiskan waktu di Sabut Kelapa Outbound dan bermain donut air di danau buatan (rekreasi danau). Anak-anak saya sangat asyik menaiki donut air. Satu kenangan yang tak terlupakan di Taman Wisata Mekarsari adalah saat Si Sulung saya yang waktu itu masih berumur 9 tahun mencoba wahana flying fox, saat sudah posisi di atas ternyata dia takut ketinggian, histeris ketakutan, tidak mau bergerak, dan hanya menangis sambil teriak-teriak ketakutan. Kami yang ada di bawah hanya bengong sambil khawatir, pemandu juga kebingungan untuk membantu karena dia tidak mau bergerak saat dibimbing untuk turun. Untunglah setelah beberapa saat histeris di atas, dia akhirnya mau juga pelan-pelan dibimbing turun oleh pemandu. Wow, kejadian lucu sekaligus bikin panik banyak orang itu menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi saya sekeluarga. Sebagai pelengkap kenang-kenangan, maka saya pun membeli suvenir khas Mekarsari, yaitu payung bergambar buah, magnet kulkas berbentuk aneka buah, dan aneka boneka kecil berbentuk buah.

5. Taman Safari Cisarua
Taman Safari Cisarua yang terletak di Jl. Raya Puncak, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat ini tidak jauh berbeda dengan Taman Safari yang ada di Prigen, Pasusuran, Jawa Timur. Keduanya sama-sama merupakan wahana rekreasi keluarga yang menarik untuk dikunjungi, dengan berbagai macam koleksi binatang dari seluruh dunia yang dibiarkan “ hidup bebas” dalam “kandang” yang sangat luas.
Banyak obyek menarik yang terdapat di dalam kawasan Taman Safari Cisarua, di antaranya Safari Park, Taman Burung, Animal Education Show, Primates&Reptiles, Baby Zoo, Kincir Raksasa, Gajah dan Kuda Tunggang, Safari Trek, Caravan&Hotel, Wild-wild West, dan Kereta Gantung. Untuk dapat menjelajahi semua obyek itu tentu saja memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itulah, berhubung saya datang bersama rombongan paket wisata keluarga kantor saya, maka waktu yang tersedia untuk menjelajahi Taman Safari Cisarua ini sangat terbatas, sehingga saya sekeluarga hanya sempat menjelajahi beberapa obyek saja, di antaranya adalah Baby Zoo, Safari Park, Taman Burung, dan Kereta Gantung. Hal yang paling berkesan bagi saya sekeluarga adalah mencoba naik kereta gantung, karena baru pertama kali itulah kami mencobanya.

BANDUNG LAUTAN PESONA

Ibukota propinsi Jawa Barat yang terkenal dengan sebutan Paris van Java ini, memang menyimpan sejuta pesona, sehingga Bandung yang di masa perjuangan kemerdekaan dulu terkenal dengan “Bandung Lautan Api”, maka selayaknyalah kini berganti menjadi “Bandung Lautan Pesona”. Telah tiga kali saya meluangkan waktu untuk berwisata menikmati kota Bandung dan sekitarnya, yaitu di Tahun 1997, 2003, dan 2009. Ada beberapa tempat yang setiap kali saya ke Bandung, maka setiap kali itu pula saya tak lupa mengunjunginya, di antaranya adalah Gunung Tangkuban Perahu dan tempat wisata belanja Pasar Baru. Dan, inilah pesona-pesona di Bandung yang pernah saya nikmati.
1. Gunung Tangkuban Perahu
      Gunung Tangkuban Perahu yang berlokasi di daerah Lembang, dan terletak sekitar 30 km di sebelah utara kota Bandung ini, sangat terkenal dan menjadi ikon untuk wisata Bandung. Hampir semua wisatawan tidak akan melewatkan Gunung Tangkuban Perahu sebagai destinasi wisata Bandung. Hawa sejuk khas pegunungan yang mempunyai ketinggian lebih dari 2000 m dpl, bau asap belerang dari Kawah Ratu, minuman dan makanan hangat yang dinikmati di tepi kawah, serta segarnya buah strowberry yang dibeli dari pedagang asongan di area wisata ini, menjadi kenangan spesial bagi wisatawan Gunung Tangkuban Perahu.
Untuk menjangkau lokasi kawah, memang memerlukan energi ekstra karena letaknya cukup jauh dari lokasi parkir kendaraan. Kita bisa berjalan kaki atau naik kuda. Saya memilih naik kuda, karena ingin merasakan sensasi berkuda di keindahan pemandangan pegunungan, meski tetap didampingi oleh pawangnya. Dan, pemandangan alam di sekitar kawah sangatlah indah.
Udara yang sejuk, hamparan kebun teh, lembah, dan deretan pohon pinus menghasilkan keindahan suasana di sekitar Gunung Tangkuban Perahu. Gunung yang diberi nama Tangkuban Perahu ini menyimpan legenda yang sangat terkenal tentang kisah bagaimana terbentuknya gunung berbentuk perahu terbalik tersebut. Cerita rakyat Sunda ini telah berkembang dari mulut ke mulut. Inilah mungkin sisi lain yang dapat menarik wisatawan untuk datang.

2. Ciater
            Ciater merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tempat wisata yang berupa sumber mata air panas (Sari Ater Hot Spring Resort) ini memang terletak di kawasan Pegunungan Subang, dan merupakan mata air panas yang berasal dari kawah aktif Gunung Tangkuban Perahu. Sumber mata air panas tersebut disulap menjadi kolam dan kamar rendam yang tersebar di beberapa lokasi obyek wisata Sari Ater. Jika tidak ingin mandi di kolam atau berendam, kita bisa berendam kaki dan bermain air panas di saluran-saluran air panas yang didesain agar anak-anak bisa bermain-main air di sini. Suhu air di kolam pemandian memang cukup panas, sekitar 42oC, sehingga tidak semua orang tahan atau bisa menikmati suhu air yang lumayan panas ini.
Tempat wisata khas  pegunungan yang mempunyai luas sekitar 30 hektar ini, mempunyai fasilitas wisata yang sangat lengkap, antara lain penginapan dengan berbagai tipe, restoran, fasilitas olah raga, dan wahana anak-anak. Jadi, berwisata ke Ciater sangat cocok untuk mengisi acara liburan keluarga.

3. Taman Wisata Maribaya
Taman Wisata Maribaya terletak di Jalan Maribaya, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan merupakan tempat wisata terpopuler di daerah Lembang di samping pemandian air panas Ciater. Tempat wisata yang terletak sekitar 4 km di sebelah tenggara kota Lembang ini berhawa sangat sejuk, penuh dengan pepohonan, dan terdapat beberapa air terjun, salah satunya yang terpopuler adalah Curug Omas.
Selain air terjun, Taman Wisata Maribaya memiliki pemandian air panas dengan kadar belerang yang sangat tinggi, sehingga banyak dimanfaatkan pengunjung untuk menyembuhkan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur dengan mandi di kolam pemandian tersebut. Tempat wisata pegunungan ini juga sangat cocok untuk wisata keluarga karena terdapat juga area bermain untuk anak-anak. Selain itu, pengunjung juga dapat menyewa kuda untuk dinaiki berkeliling area wisata ini sambil menikmati hawa sejuk khas pegunungan.

4. Wisata Belanja
Banyak lokasi yang bisa dikunjungi untuk berbelanja di Bandung, di antaranya yang pernah saya kunjungi adalah Pasar Baru (Pasar Baru Trade Center), Cibaduyut dan Cihampelas. 
Pasar Baru adalah tempat belanja paling terkenal di Bandung, yang terletak di Jalan Otto Iskandar Dinata. Pasar Baru ini merupakan salah satu tempat tertua di Bandung yang sampai hari ini masih berdiri. Dulunya, tempat ini dikenal dengan nama Pasar Baroeweg, kemudian setelah direnovasi maka menjadi Pasar Baru. Saat ini Pasar Baru semakin ramai. Pedagang-pedagang yang berjualan di tempat ini bukan saja pedagang asli Bandung, tetapi juga para pendatang. Jalan di sekitar Pasar Baru sangat padat dan macet setiap hari. Pada Tahun 2001 pasar ini telah diperluas untuk menampung para pedagang yang bertambah setiap tahun. Meskipun pada awalnya konsep Pasar Baru adalah tradisional, tetapi pada perkembangannya menjadi modern. Pengunjung dapat membeli apa saja di pasar ini, tentunya kalau pandai menawar dan beruntung akan mendapatkan harga yang sangat murah dibandingkan dengan harga di tempat belanja yang lain. Apalagi kalau membeli barang dalam partai besar, akan mendapatkan harga lebih murah lagi. Mengunjungi Pasar Baru mengingatkan saya pada Blok A Pasar Tanah Abang di Jakarta yang pernah saya kunjungi, sama-sama ramai dengan harga barang-barang yang murah.
Kalau Bantul (Daerah Istimewa Yogyakarta) punya Manding, Sidoarjo (Jawa Timur) punya Tanggulangin, dan Bogor punya Tajur, maka Bandung pun punya Cibaduyut. Ya, nama-nama tempat yang saya sebut itu merupakan sentra penjualan hasil kerajinan dari kulit, berupa, tas, dompet, sepatu, sandal, ikat pinggang, jaket, topi, dan lain-lain. Cibaduyut yang terletak di daerah Bandung selatan ini awalnya hanyalah sentra produk kerajinan sepatu kulit, oleh karena itulah area ini ditandai dengan patung sepatu raksasa di depan perempatan jalan sebelum memasuki Jalan Cibaduyut.  Itulah landmark sebagai tanda bahwa kita sudah memasuki area Cibaduyut. Kualitas sepatu Cibaduyut tidak kalah dengan sepatu merk luar negeri, modelnya pun banyak yang menarik hati. Selain belanja sepatu dan barang-barang lain yang terbuat dari kulit, di Cibaduyut kita juga bisa belanja oleh-oleh khas Bandung yang lain, seperti peuyeum, dodol, opak, dan lain-lain.
Cihampelas adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang terkenal dengan deretan Factory Outlet (FO) yang menjajakan aneka pakaian yang berbahan dasar jeans, sehingga daerah ini disebut juga “jeans street”. Tempat ini menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan, termasuk saya, tentu saja karena di tempat inilah kita dapat berbelanja baju-baju berbahan jeans dengan harga miring dengan kualitas tetap terjamin. Tetapi, selain terkenal dengan sentra penjualan pakaian berbahan dasar jeans, Cihampelas juga dikenal sebagai sentra oleh-oleh khas Bandung. Oleh karena itulah, setiap libur panjang atau akhir pekan daerah ini macet karena banyak dikunjungi para wisatawan.
Ada satu tempat lagi di Bandung yang wajib dijadikan rujukan untuk membeli oleh-oleh, terutama oleh-oleh kue, yaitu Toko Kartika Sari yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda N0. 85, Dago Bawah. Dulunya, Toko Oleh-oleh Kartika Sari ini hanya terkenal dengan produk andalannya, yaitu Pisang Molen Kartika Sari yang terkenal sangat lezat, tetapi sekarang Kartika Sari Bandung sudah menyediakan aneka produk jajanan atau oleh-oleh yang lain. Cabang-cabangnya pun tersebar di berbagai lokasi di Bandung, antara lain Kartika Sari Kebon Kawung, Kartika Sari Kebon Jukut, Kartika Sari Buah Batu, Kartika Sari Kopo, dan lainnya.

5. Wisata Rohani di Pondok Pesantren Daarut Tauhid
Pondok pesantren modern yang beralamat di Jalan Gegerkalong No. 57F Bandung ini terkenal karena figur sentral pemimpinnya, yaitu KH. Abdullah Gymnastiar yang terkenal dengan sebutan Aa’ Gym. Beliau adalah seorang ulama yang kharismatik, sehingga mempunyai banyak penggemar.
Pesantren ini berkonsep ramah lingkungan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para santri dan seluruh penghuni pesantren, serta mempunyai berbagai fasilitas, seperti auditorium, masjid yang cukup megah, layanan konseling religius, gedung pendidikan dan training, koperasi (kopontren) maupun kafe Islami. Pesantren ini juga menjadi pusat latihan bisnis para santri dan telah menghidupkan ekonomi penduduk sekitar dengan banyaknya wisatawan yang datang ke tempat ini. Tempat yang di Tahun 1980-an terkenal sebagai “kawasan hitam” ini pun dengan adanya Pesantren Daarut Tauhid dan kyainya yang kharismatik, telah berubah menjadi daerah yang religius dan telah memakmurkan warganya.
Di Tahun 2003 silam, saat saya dan rombongan berkunjung ke pesantren ini, saya sempat untuk sholat maghrib berjamaah di masjid pesantren dengan imam dan khotib Aa’ Gym, dan setelah selesai sholat beruntunglah saya karena bisa bertemu dengan istri Aa’ Gym, Teh Ninih, dan berfoto bersama beliau. Tak lupa pula saya berbelanja sedikit oleh-oleh di kopontren milik Pesantren Daarut Tauhid tersebut.