Flores
merupakan salah satu pulau yang dimiliki oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT). Kata “Flores” sendiri berasal dari bahasa Portugis yang berarti
"bunga". Sesuai dengan arti katanya
maka Pulau Flores memang ibarat bunga yang cantik di Kepulauan Nusa Tenggara
Timur. Pulau seluas 14.300 km2
ini menyimpan berbagai tempat wisata yang indah dengan kabupaten-kabupaten yang
dimilikinya, yaitu Manggarai, Manggarai Timur, Ngadha, Ende, Sikka, Flores
Timur, dan Lembata. Beberapa destinasi wisata yang terkenal di Flores dan
kepulauannya yaitu:
1. Danau
Kelimutu, terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru atau sekitar 66 km dari
Kota Ende dan 83 km dari Maumere, serta terletak di puncak Taman Nasional
Kelimutu. Konon keunikan danau ini terletak pada tiga warna berbeda yang
dimilikinya.
2. Gua
Liang Bua, terletak di Kabupaten Manggarai, 14 km dari ibukota Manggarai,
Ruteng. Konon selain keindahannya, gua ini terkenal karena merupakan tempat
ditemukannya fosil tengkorak manusia purba berukuran pendek yang disebut
sebagai Homo floresiensis
3. Labuan Bajo, merupakan pelabuhan yang
menjadi pintu masuk ke Taman Nasional Komodo. Pemandangan alamnya sangat indah.
Selain dapat mengunjungi Gua Batu Cermin di Labuan Bajo, dari pelabuhan ini
juga kita dapat mengunjungi gugusan
pulau-pulau yang menghadap ke pelabuhan tersebut, seperti Pulau
Bidadari, Pulau Kanawa, Pulau Kukusan, dan Pulau Serayu. Saya sendiri tidak sempat
mengunjungi semua pulau tersebut, tetapi saya dapat menikmati pemandangannya
saat saya berkeliling mengitari gugusan pulau-pulau itu ketika saya menuju dan
kembali dari Pulau Komodo. Pemandangan yang memang sangat indah.
4. Taman Nasional Komodo, merupakan tempat
favorit wisatawan yang mengunjungi Flores. Di pulau ini pengunjung dapat
bercengkerama dengan komodo si binatang purba dari jarak dekat dengan bimbingan
pemandu wisata. Secara lebih detil, kisah tentang Pulau Komodo akan saya
tuliskan dalam artikel tersendiri di blog ini.
5.
Pantai Pink, artistik dengan hamparan
pasirnya yang berwarna merah muda. Konon katanya, hamparan pasir seperti ini
hanya ditemukan di 7 wilayah negara, yaitu di Indonesia, Bermuda, Filipina,
Italia, Yunani, Bahamas, dan Karibia. Sayangnya saya tidak sempat mendarat di
pantai ini, kapal motor saya hanya melewati pulaunya, tetapi cukup bagi saya
dengan melihat hamparan pasir pantainya dari jauh.
6.
Pantai Koka, terletak di Kabupaten Sikka,
terkenal dengan hamparan pasir pantai berwarna putih dengan air laut yang
jernih serta pemandangannya yang indah.
7.
Pulau Kanawa, terletak 15 km dari Labuan Bajo
dengan luas sekitar 32 hektar. Pulau ini mempunyai pantai dengan pasir putihnya
yang indah, airnya yang sangat jernih sehingga menampakkan keindahan karang
bawah lautnya. Di sekitar pulau ini juga masih banyak ditemukan hewan-hewan
laut seperti hiu, paus, dan hewan-hewan menakjubkan lainnya. Saya tidak sempat
mendarat di pulau ini, tetapi saat melewati perairan pulau ini dengan kapal
motor saya dapat melihat di kejauhan sekelompok paus orca (Orcinus orca), yang merupakan spesies terbesar dari keluarga
lumba-lumba, berlompatan seakan bermain air dengan teman-temannya. Sungguh
pemandangan yang sangat langka bagi saya.
8.
Danau Sano Nggoang, terletak di Desa Wae
Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan rekreasi yang
dapat dilakukan di sini adalah menunggang kuda keliling danau, mandi air panas
dan tracking.
9.
Air Terjun Cunca Rami, terletak sekitar 30 km
dari Labuan Bajo. Sebelum mencapai air terjun ini, pengunjung harus menyusuri
Hutan Mbelling selama 30 menit sampai 1 jam perjalanan
Perjalanan
Menjelajah Flores
Tidak semua tempat dan destinasi
wisata di Flores seperti yang tertulis di atas saya kunjungi. Berikut adalah
pengalaman saya bersama tim menjelajah Flores selama 5 hari.
Perjalanan kami dimulai dari Yogyakarta dengan pesawat
transit Denpasar kemudian ganti pesawat kecil tipe ATR untuk menuju Bandara
Labuan Bajo. Dari Labuan Bajo hari sudah sore. Tujuan utama kami sebenarnya
adalah Kota Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur, karena ada project yang harus dikerjakan di kota
ini. Oleh karena itu, setelah mampir makan sore di Labuan Bajo perjalanan kami
lanjutkan dengan mobil ke Borong, Manggarai Timur. Berhubung perjalanan dari
Labuan Bajo ke Borong akan sangat melelahkan karena dapat memakan waktu sekitar
6 jam dan harus melalui jalan yang berkelak-kelok dan naik turun karena alam
Flores yang berbukit-bukit, maka kami transit dan menginap dulu semalam di
sebuah hotel di Ruteng, Kabupaten Manggarai. Ruteng merupakan wilayah
pegunungan dengan hawa yang sangat dingin, apalagi dengan hembusan angin yang
sangat kencang. Paginya, barulah kami melanjutkan 2 jam perjalanan ke Kota
Borong.
Borong merupakan daerah tepi pantai yang terasa sangat
panas, sangat berbeda dengan Ruteng. Maka kami pun harus beradaptasi dengan
perubahan cuaca yang sangat drastis ini. Borong merupakan sebuah kota kecil,
lebih kecil dari Ruteng, sehingga fasilitas hotel di sini tidak sebagus di Ruteng.
Di Borong hanya ada hotel-hotel kecil sederhana semacam losmen saja, sehingga untuk
cuaca panas seperti ini hanya tersedia fasilitas kipas angin, tidak ada ac. Lebih parah lagi jika listrik mati, maka
kipas angin sebagai satu-satunya alat penyejuk ruangan pun tidak dapat bekerja.
Dapat dipastikan setiap hari ada pemadaman listrik terutama di jam-jam siang
atau sore hari. Borong juga termasuk daerah kering, hanya satu sungai besar
yang mengalir melewati kota ini dengan debet air yang sangat kecil pada musim
kemarau, yaitu Sungai Wae Reca.
Sehari semalam di Borong, cukup banyak hal unik yang kami
temukan di sini, tentang adat budaya, bahasa, makanan, dan lain-lain. Hal ini
terutama karena kami diundang makan malam oleh Bapak Wakil Bupati Manggarai
Timur di rumah dinas beliau, sehingga banyak cerita yang kami dapat tentang
seluk-beluk Flores dan NTT. Bahkan kami masing-masing diberi kenang-kenangan
sebuah kain selendang tenun khas Manggarai Timur oleh beliau. Hal yang sangat
membahagiakan bagi kami. Berikut adalah hal-hal unik dan khas dari Flores,
khususnya Manggarai Timur:
1. Makanan
Khas dan Kuliner
Cukup banyak makanan khas Flores atau Manggarai Timur,
tetapi hanya beberapa saja yang dapat saya temukan dan nikmati. Makanan khas
Manggarai Timur yang saya temui antara lain adalah kue kompiang, yaitu semacam kue yang biasa untuk roti burger tetapi
dengan taburan wijen di atasnya. Kue ini bisa bertahan beberapa hari, tetapi
semakin tambah hari akan semakin keras teksturnya, sehingga enaknya dihangatkan
dulu sebelum dimakan, bisa dengan microwave
atau digoreng dengan margarin. Konon katanya kue ini pertama kali dibuat dan
dipopulerkan oleh etnis Cina yang tinggal di Manggarai Timur.
Selain kue kompiang,
saya mencoba menjelajah pasar tradisional di Manggarai Timur untuk mencari
sesuatu yang khas yang bisa saya bawa pulang sebagai oleh-oleh, dan saya pun
menemukan gula Manggarai. Gula ini
semacam gula merah yang terbuat murni dari nira aren dan dibungkus daun aren.
Rasanya memang sangat khas, berbeda dengan gula merah atau gula Jawa pada
umumnya.
Untuk kuliner, menu istimewa dan khas Flores adalah ikan kuah asam, semacam sup ikan yang
rasanya asam segar. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan tuna, tetapi dapat
juga menggunakan ikan kakap merah atau bandeng. Saya sendiri lebih suka ikan tuna. Menu ikan yang lain
yang tidak kalah lezatnya adalah ikan kerapu bakar dan sate ikan tuna. Semua
menu berbahan dasar ikan ini sangat lezat dan cukup murah.
2.
Bahasa
Perbedaan suku bangsa di pulau Flores terutama ditandai dengan perbedaan
bahasa di antara suku-suku bangsa tersebut. Perbedaannya bukan sekedar
perbedaan dialek, tetapi hampir seluruh aspek bahasanya. Ada puluhan bahasa
daerah yang berkembang di Flores, cukup banyak untuk ukuran pulau kecil. Hal
ini dimungkinkan karena alam Flores yang berbukit-bukit sehingga dulu terbentuk
isolasi geografis yang menyebabkan perbedaan bahasa di masing-masing suku yang
areanya dibatasi oleh bukit-bukit tersebut. Bahasa-bahasa itu antara lain:
a.
Bahasa Manggarai untuk suku bangsa Manggarai.
b.
Bahasa Bajawa untuk suku bangsa Ngadha
c.
Bahasa Riung untuk suku bangsa Riung
d.
Bahasa Lio, dengan beberapa dialek seperti dialek
Ende, dialek Lise, Nggela dan lain-lain digunakan oleh suku bangsa Lio.
e.
Bahasa Sikka untuk suku bangsa Sikka dan sebagian
masyarakat kabupaten Flores Timur terutama suku Tana ai.
f.
Bahasa Lamaholot untuk orang Larantuka, Lembata,
Adonara, dan Solor.
g.
Bahasa Melayu untuk orang Larantuka (dialek Melayu
Larantuka)
h.
Bahasa Nage Keo untuk suku bangsa Nage Keo.
i.
Bahasa Palue untuk suku bangsa Palue.
j.
Bahasa-bahasa lain seperti bahasa Bugis, Wajo, atau
Makasar yang dipakai di pulau-pulau di sebelah utara pulau Flores dan daerah
pesisir.
3. Oleh-oleh
Sesuatu yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas Flores adalah kain
tenun. Seni ikat dan tenun merupakan kerajinan utama kaum wanita di pulau
Flores. Orang Manggarai menenun kain songket. Orang Ende-Lio, orang Sikka,
Larantuka dan Adonara menenun kain sarung dengan berbagai macam corak seni
ikat. Sebelum tekstil dan pewarna lain dikenal, mereka menggunakan nila dan
mengkudu sebagai bahan pewarna pokok. Tentu saja harga kain-kain tenun yang
asli sangat mahal untuk ukuran kantong saya. Oleh karena itu, saya cukup
membeli dua buah peci yang terbuat dari kain tenun khas Flores untuk oleh-oleh
suami dan bapak saya seharga 60 ribu rupiah per buahnya. Saya membelinya di
pertokoan Ruteng. Harga ini bisa menjadi dua kali lipat jika kita membeli di
pusat oleh-oleh khas Flores “Eksotik” yang terletak di dekat Bandara Labuan
Bajo. Di “Eksotik” memang dijual berbagai cinderamata khas Flores, termasuk
kaos-kaos yang bertuliskan hal-hal yang berbau Flores maupun Pulau Komodo
sebagai ikon wisata Flores. Sayangnya harga kaos-kaos di sini cukup mahal,
tetapi jika ingin membeli kaos yang lebih murah kita bisa membelinya di pasar
Labuan Bajo atau di kaki lima di depan hotel-hotel yang banyak terdapat di
Labuan Bajo, meskipun kualitasnya sedikit di bawah kualitas kaos yang dijual di
“Eksotik”.
4. Adat
budaya unik
Adat yang saya anggap sangat unik adalah “kepok”, yang
sangat identik dengan Manggarai Timur. “Kepok kapung” yang bermakna keikhlasan hati tuan rumah
menyambut tamunya itu berwujud tuak atau sopi dari seseorang tetua setempat
kepada tetua tamu. Biasanya “kepok kapung” hanya kepada tamu terhormat. Selain
sopi, yang biasa digunakan untuk “kepok” bisa binatang ternak seperti ayam atau
kambing. Bahkan jika mengirim undangan pertemuan seperti yang kami lakukan saat
akan mengadakan sosialisasi pembangunan RSUD di Manggarai Timur, maka juga
dilakukan dengan adat kepok, yaitu tim kami ada yang mengantarkan undangan ke beberapa
tetua adat bukan dengan selembar kertas undangan tetapi datang sendiri langsung
dengan membawa sekrat sopi dan seekor ayam. Sungguh sangat unik. Sopi sendiri
adalah semacam tuak yang dibuat dari air nira yang disuling dengan bambu
sepanjang kurang lebih 7 meter selama minimal 1 bulan.
Budaya Manggarai yang sangat unik lainnya adalah “lingko”, yaitu tradisi
pembagian sawah dan kebun, sehingga sawah menjadi berbentuk jari-jari melingkar
dengan formasi menyerupai jaring laba-laba. Sawah jaring laba-laba
raksasa ini adalah hal yang luar biasa, sebuah pemandangan yang berbeda dengan
terasering bertingkat-tingkat. Sayangnya
waktu kami melewati lokasi sawah ini hari sudah gelap sehingga kami tidak dapat
mengabadikan pemandangan menakjubkan ini.
“Lingko”
adalah tanah adat
yang dimiliki secara komunal dan merupakan bekal untuk memenuhi kebutuhan
bersama. Tanah dibagikan pada anggota mayarakat sesuai ketentuan adat. “Lingko” diperkirakan telah
ada saat manusia di Flores mulai berpindah kebiasaan dari berburu menjadi
agraris yang menetap. Berikutnya terbentuk sebuah kampung yang disebut beo. Warga sebuah beo memiliki kemampuan
merambah hutan untuk dijadikan lahan garapan. Berapa luas sebuah “lingko” maka itu
tergantung kemampuan merambah dan jumlah masyarakat dalam sebuah beo. “Lingko” tidak
dimiliki secara orang perorangan, karena ini milik komunitas. Sistem
“lingko” inilah yang ditiru dalam pengembangan tata ruang wilayah kota Borong,
khususnya untuk penataan area pusat pemerintahan Kabupaten Manggarai Timur.
Flores,
3-7 Juni 2015
|
|