Pulau Karimunjawa
yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa merupakan pulau yang terbesar dari
gugusan kepulauan Karimunjawa yang seluruhnya berjumlah 27 pulau, dan termasuk
dalam satu kecamatan yakni Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi
Jawa Tengah. Pesona Karimunjawa terletak
pada keindahan pantai pasir putih dan gugusan pulau-pulau kecil di sekitarnya,
serta keindahan terumbu karang yang tetap terjaga keperawanannya. Snorkeling atau diving menjadi kegiatan wajib untuk bisa menikmati keindahan bawah
air dari laut Jawa yang telah ditetapkan menjadi Taman Nasional Karimunjawa
ini. Taman Nasional Karimunjawa yang ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut sejak
Tahun 1986 melalui SK Menteri Kehutanan ini dikelola oleh Balai Taman Nasional
Karimunjawa.
Bagaimana cara ke Karimunjawa?
Musim liburan
tahun lalu saya sekeluarga menikmati pesona Karimunjawa yang
menakjubkan ini. Informasi yang cukup lengkap tentang bagaimana cara ke Karimunjawa saya dapatkan lewat browsing di internet. Ternyata banyak biro wisata yang menawarkan
paket wisata ke Karimunjawa dengan berbagai harga, dari yang paket murah untuk
para backpacker sampai paket hotel
berbintang yang lebih mahal, juga tersedia beraneka paket hari, ada yang paket
2 hari 1 malam, 3 hari 2 malam, 4 hari 3 malam dan 5 hari 4 malam. Untuk paket backpacker pun juga ada tingkatannya, dari yang paling murah sampai
yang mahal, tergantung akomodasinya. Paket backpacker
yang paling murah berharga 400 ribuan. Harga
per paket tergantung pada lamanya kunjungan dan fasilitas yang didapatkan. Kami
pun memilih paket backpacker 3 hari
dua malam plus, artinya kami minta tambahan fasilitas berupa tiket kapal yang
seharusnya kelas ekonomi, kami upgrade
menjadi VIP. Harga yang harus kami bayar adalah 700 ribu rupiah per orang,
sedangkan untuk anak saya berumur 5 tahun hanya membayar harga tiket kapal saja
yaitu 200 ribu rupiah PP.
Harga paket yang
kami bayar tersebut merupakan paket pelayanan yang dimulai dari pelabuhan
Jepara sampai berakhirnya acara wisata di Karimunjawa dan kembali lagi ke
Pelabuhan Jepara. Kami berangkat dengan KMP Muria dengan waktu tempuh 6 jam. Atau,
bisa juga memilih paket pelayanan yang dimulai dari pelabuhan Semarang sampai berakhirnya
acara wisata di Karimunjawa dan kembali lagi ke pelabuhan Semarang. Transportasi dari kota asal ke Jepara atau Semarang
menjadi tanggungan masing-masing wisatawan. Kami berlima berangkat dari
Yogyakarta menuju Jepara dengan travel.
Harga travel berkisar 90 ribuan rupiah per orang. Ada juga pilihan lain
dengan shuttle bus, dengan harga
tiket yang sedikit lebih murah. Jika membawa mobil sendiri, bisa meninggalkannya
di tempat penitipan mobil di pelabuhan Jepara maupun di pelabuhan Semarang
sebelum menyeberang ke Karimunjawa.
Ada dua kapal
yang beroperasi untuk transportasi ke Karimunjawa, yaitu KMP Muria dengan waktu
tempuh 6 jam, dan KMC Kartini dengan waktu tempuh 4 jam. Jadwal keberangkatan
kapal-kapal ini ke Karimunjawa tidak setiap hari ada, sehingga perlu mengecek
jadwal sebelum memesan tiket. Jika berangkat
dengan biro wisata, maka pihak biro wisata sudah mengatur paket tur sesuai
dengan jadwal kapal. Oleh karena itulah saya lebih memilih memakai biro wisata
daripada mengatur sendiri perjalanan kami ke Karimunjawa. Browsing di internet bisa dilakukan untuk memilih biro dan paket
wisata yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. Yang perlu diperhatikan
adalah jika ingin ke Karimunjawa pada puncak liburan, maka lebih baik memesan paket
wisata jauh hari sebelumnya, karena terbatasnya transportasi ke Karimunjawa
seringkali tiket sudah habis terjual, yang artinya paket wisata juga sudah sold out. Kami mempunyai pengalaman
cukup pahit tentang hal ini. Tahun lalu, saat kami berkunjung ke Karimunjawa, adalah
puncak musim liburan.
Kami mengalami
penundaan satu hari untuk menyeberang ke Karmunjawa karena ada kerusuhan di
pelabuhan Jepara. Sehari sebelumnya juga ada penyanderaan kapal di Pelabuhan
Karimunjawa oleh para calon penumpang yang tidak mendapatkan tiket. Tiket telah
habis terjual kepada para pengelola biro wisata, sehingga banyak penduduk lokal
yang ingin bepergian dari dan pulang ke Karimunjawa tidak kebagian tiket,
padahal mereka telah mengantri di depan loket sejak shubuh, sejak pintu loket
masih tutup. Hal inilah yang membuat
mereka meradang dan menyandera kapal di pelabuhan Karimunjawa, sehingga kapal
tidak bisa berlayar ke Jepara maupun Semarang. Dari insiden tersebut, akhirnya
para wisatawan yang sebenarnya telah memesan tiket jauh hari sebelumnya melalui
biro wisata, dikorbankan dan keberangkatannya ditunda sehari kemudian, demi
mengutamakan para penumpang yang sebagian besar penduduk lokal, yang membeli
tiket langsung di loket pelabuhan. Waktu itu suasana di pelabuhan Jepara sangat
kacau, banyak wisatawan yang emosi. Saya
sekeluarga pun sempat putus asa, takut kalau esoknya tidak bisa berlayar lagi
ke Karimunjawa. Tetapi syukurlah,
esoknya kami bisa mendapatkan tiket. Ternyata, di hari berikutnya pelabuhan
Jepara tampak sepi, karena semua penumpang yang bukan wisatawan dari biro
wisata telah terangkut di hari kemarin. Karena insiden penundaan keberangkatan
itu, kami yang terpaksa harus menginap semalam di homestay di dekat pelabuhan, malah sekaligus bisa berekreasi
menikmati keindahan Pantai Kartini yang berada satu lokasi dengan pelabuhan
Jepara.
Perjalanan
selama 6 jam dengan KMP Muria dari pelabuhan Jepara menuju pelabuhan Karimunjawa
merupakan perjalanan yang cukup melelahkan, apalagi goncangan ombak yang begitu
terasa. Banyak penumpang yang mabok laut, saya pun mengalami mual meski tidak
sampai mabok. Untuk menghindari mabok,
cara yang jitu adalah berusaha untuk bisa tidur. Dan ketika kapal mulai
mendekati Karimunjawa, maka terlihatlah keindahan Pulau Karimunjawa di kejauhan
dari jendela kapal.
Bagaimana dengan akomodasi?
Cukup banyak
penginapan di Karimunjawa yang tidak jauh dari pelabuhan, umumnya berupa homestay dan cottage, meskipun ada juga beberapa hotel berbintang. Untuk urusan
makan, warung makan milik penduduk lokal cukup banyak tersedia di sekitar
pelabuhan dengan harga yang cukup murah. Aktivitas kehidupan memang lebih
banyak di wilayah yang dekat dengan pelabuhan atau pantai. Karena telah
bergabung dengan biro wisata, maka semuanya telah diatur oleh biro wisata, dari
urusan makan, guide, sewa perahu
motor, peralatan snorkeling, paket
acara wisata dari pulau ke pulau termasuk fasilitas dokumentasi underwater, maupun transportasi darat
selama di Karimunjawa. Akomodasi dan pelayanan selama di Karimunjawa tergantung
harga paket yang dipilih. Menurut saya, akan lebih nyaman memilih bergabung
dengan biro wisata daripada mengatur akomodasi sendiri selama di Karimunjawa.
Hal penting
yang perlu diketahui adalah pelayanan listrik di Karimunjawa hanya ada mulai
pukul 6 petang sampai 6 pagi, sehingga pada siang hari peralatan yang
menggunakan aliran listrik tidak bisa dipakai.
Ini berlaku jika menginap di homestay.
Tetapi jika menginap di hotel berbintang yang mempunyai generator sendiri,
tentu lain ceritanya. Menurut saya yang suka dengan petualangan dan mencoba
hal-hal baru, menginap di homestay
akan terasa lebih seru daripada menginap di hotel, karena bisa lebih merasakan
kehidupan masyarakat lokal.
Ngapain saja di Karimunjawa?
Esoknya,
barulah petualangan bahari kami lakukan bersama dengan wisatawan lain sesama peserta
paket wisata dari biro wisata yang kami ambil. Selama dua hari, target kami adalah
mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitar Karimunjawa, yakni Pulau Cemara Besar,
Pulau Cemara Kecil, Pulau Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Tengah,
Gosong, dan Tanjung Gelam.
Di hari
pertama petualangan, lokasi yang pertama kali kami tuju adalah penangkaran ikan
hiu dan penyu di laut lepas utuk berenang bersama ikan-ikan hiu yang telah
jinak. Dari lokasi penangkaran ikan hiu dan penyu, barulah kami berkeliling
dari pulau ke pulau dengan perahu motor. Di beberapa titik tertentu perahu akan
berhenti untuk memberi kesempatan pada kami untuk snorkeling atau diving
menikmati keindahan terumbu karang dengan ikan-ikan hias beraneka warna
berenang di sekitarnya. Di antara kami ada yang membawa remah-remah roti yang
ditaburkan di sekitar terumbu karang untuk memancing ikan-ikan itu keluar dari
persembunyiannya, sehingga kami dapat berfoto bersama ikan-ikan itu. Kalau
beruntung, bisa juga melihat penyu yang sedang berenang di perairan ini. Saya
sempat melihat ikan nemo dan batfish
yang sedang berenang dengan tenang di sekitar terumbu karang. Perairan
Karimunjawa sangat jernih sehingga dengan bantuan alat snorkel saya bisa melihat pemandangan bawah air dengan jelas.
Sungguh-sungguh menakjubkan. Sehari sebelumnya kami telah diberi kursus kilat
oleh guide dari biro wisata tentang
bagaimana cara menggunakan snorkel dan bagaimana cara snorkeling yang
benar. Larangan bagi kami adalah
mendaratkan kaki atau berpijak pada terumbu karang. Kaki harus dijaga agar selalu mengambang dan
tidak menginjak terumbu karang saat snorkeling di perairan yang dangkal. Selain keindahan bawah air, keindahan pantai pasir putih dapat dinikmati juga di setiap pulau kecil yang kami kunjungi. Tumbuh-tumbuhan pantai yang masih alami, serta bebatuan di tepi pantai yang membentuk formasi indah juga dapat memanjakan mata. Makan siang yang dilakukan dengan membakar ikan rame-rame penuh suasana alami di tengah pulau kecil yang tidak berpenghuni, sungguh menjadi kenikmatan yang luar biasa.
Acara hari ke
dua petualangan bahari kami tidak jauh berbeda dari hari pertama, mengunjungi
pulau-pulau kecil, snorkeling dan makan siang dengan barbeku di tengah pulau
kecil. Saya sampai lupa apa nama pulau
kecil tempat kami barbeku di hari ke dua ini, karena pulau-pulau yang kami
kunjungi pemandangannya serupa. Yang saya ingat adalah kami snorkeling di dekat
Pulau Kecil, dan di Pulau Cemara Kecil terdapat pondok yang ada penghuninya,
meski hanya ditinggali pada siang hari untuk melayani wisatawan yang mampir ke
pulau tersebut, sedangkan pada malam hari pulau itu tidak berpenghuni. Di hari
ke dua ini kami berlayar ke arah yang berbeda dari hari pertama, kali ini
ombaknya sangat besar. Goncangan perahu
yang sangat kuat, kencangnya angin laut dan kerasnya cipratan ombak ke muka
membuat beberapa dari kami mabuk laut, termasuk juga saya, sehingga acara hari
ini diakhiri lebih cepat. Apalagi karena malamnya kami juga harus berlayar
selama 6 jam kembali ke Jepara, kembali ke Pulau Jawa.
Selama dua
hari menikmati petualangan bahari di kepulauan Kariminjawa menyadarkan saya atas
kekayaan laut Indonesia dan sumberdaya hayati yang ada di dalamnya, serta menumbuhkan
kecintaan bahari pada diri saya. Itulah juga
yang berhasil saya tanamkan pada diri anak-anak saya sepulang liburan seru di
Karimunjawa.
(Seperti yang pernah dimuat di rubrik "Jalan-jalan" Leisure, harian Republika; Selasa, 24 Juli 2012, dengan beberapa perubahan)
Sip infonya...thanks ya...
BalasHapus