Kota
Yogyakarta (baca: Sleman) semakin penuh sesak dengan mall yang terus saja
bermunculan. Acara refreshing di
waktu malam seringkali hanya tersedia pilihan berupa cuci mata di mall atau
nonton bioskop. Atau, bagi yang suka “makan”, wisata kuliner di waktu malam
bisa menjadi andalan. Sayangnya, saya tidak terlalu suka “makan”. Saya juga
tidak suka nge-mall jika tidak ada keperluan untuk membeli sesuatu yang sudah
saya niatkan dari rumah, sedangkan untuk nonton bioskop, cukup susah juga
memilih film yang “ramah” untuk bisa ditonton sekeluarga. Akibatnya, acara favorit
saya sekeluarga untuk mengisi waktu luang atau liburan adalah traveling, menikmati wisata alam. Tetapi,
tentu saja traveling tidak bisa
dilakukan sering-sering karena membutuhkan waktu dan biaya yang memerlukan perencanaan
tersendiri. Oleh karena itulah, saat mendengar cerita tentang Taman Pelangi,
maka kami pun seakan mendapatkan setetes air yang menyejukkan dahaga kami akan
hiburan malam di Yogyakarta yang cocok untuk dinikmati sekeluarga.
Taman
Pelangi adalah sebuah taman lampion di pelataran Monumen Yogya Kembali
(MONJALI) di Jalan Palagan Tentara Pelajar, yang sebenarnya masuk ke dalam
wilayah Kabupaten Sleman, tetapi orang lebih mengenal Yogyakarta (baca:
Propinsi Daerah Instimewa Yogyakarta) daripada Sleman. Berhubung nyala-nyala
lampion dengan aneka bentuk dan rupa ini lebih indah dinikmati di waktu malam,
maka Taman Pelangi buka dari sore sampai pukul 11 malam, dengan tiket masuk 15
ribu rupiah per orang untuk week end
dan 10 ribu rupiah untuk hari-hari biasa. Nuansa di Taman Pelagi ini mirip
dengan Batu Night Spectaculer (BNS)
yang ada di Batu, Malang, Jawa Timur, tetapi BNS lebih luas dan lebih lengkap
wahananya. Selain itu, BNS juga berada di daerah pegunungan sehingga hawa angin
malam sangat terasa.
Taman
Pelangi memiliki aneka bentuk lampion, dari bentuk Angry Bird, Spiderman, Shaun the Ship, aneka bunga dan binatang,
gapura, dll. Hal ini tentu saja sangat menarik perhatian anak-anak. Si Kecil
saya sampai betah dan tidak mau pulang menikmati malam di sini. Tak lupa pula
dia minta berfoto di dekat lampion berbentuk tokoh-tokoh kartun kesukaannya.
Latar belakang MONJALI berbentuk tumpeng khas Yogyakarta yang berdiri megah
dalam keremangan malam menambah indahnya suasana. Kolam yang mengelilingi
bangunan MONJALI pun dapat dinikmati dengan menaiki wahana becak air
mengelilingi bangunan monumen. Para orang tua pun bisa menikmati suasana dengan
hanya sekedar berjalan-jalan mengelilingi pelataran monumen atau sekedar
“nongkrong” di food court yang cukup
banyak tersedia sambil mengawasi anak-anaknya bermain wahana. Ya, cukup banyak
tersedia wahana di sini, ada becak mini, sepeda tandem, kereta mini, dan
helicak. Ongkos sewanya berkisar antara 10 ribu – 20 ribu rupiah untuk 2
putaran mengelilingi monumen. Bagi yang ingin membeli suvenir khas Yogya pun
juga tersedia. Saya pun cukup puas menikmati nuansa berbeda dan cukup terhibur,
apalagi melihat anak-anak saya yang tampak sangat gembira bercanda bersama
om-om dan tante-tantenya, balapan naik becak, helicak, dan sepeda tandem. Ya,
memang kebetulan kami sedang ada acara kumpul keluarga besar sehingga bisa
pergi refreshing rame-rame.
Saat
udara malam mulai menusuk kulit dan anak-anak telah merasa capek bergembira ria dengan wahana-wahana yang telah mereka coba
semuanya, maka kami pun memutuskan untuk pulang. Saking puasnya menikmati malam
di Taman Pelangi ini, Si Kecil saya pun minta agar lain waktu bisa diajak jalan-jalan
lagi ke Taman Pelangi. Terima kasih Taman Pelangi, kau telah memberikan
alternatif hiburan malam yang murah meriah bagi kami...
Yogyakarta;
Minggu, 16 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar