Kawasan Pantai Anyer yang terletak di pesisir barat Propinsi Banten ini
telah lama ditetapkan sebagai taman wisata alam, yaitu sejak Tahun 1978. Meskipun
terkenal dengan nama Pantai Anyer, tetapi sebenarnya Anyer adalah nama suatu
kawasan wisata pantai yang terdiri dari banyak pantai yang terletak dalam satu
garis pantai yang sama, antara lain Pantai Pasir Putih, Pantai Carita, dan
Pantai Karang Bolong. Kawasan ini
mencakup dua kabupaten, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Serang. Pantai Carita
termasuk dalam Kabupaten Pandeglang, sedangkan Pantai Pasir Putih dan Karang
Bolong termasuk dalam Kabupaten Serang. Untuk menuju tempat ini dapat melalui
jalan tol Anyer, kemudian menyusuri ruas jalan Labuan-Carita menuju Anyer.
Begitu terkenalnya Anyer, hingga ‘memaksa’ saya sekeluarga untuk mencoba
mencicipi pesonanya di awal Tahun 2009. Saat kami tiba di kawasan Anyer hari
telah gelap dan perut pun mulai keroncongan. Kami pun segera menuju sebuah
rumah makan yang menyajikan aneka menu masakan dari ikan. Mudah sekali mencari
tempat makan di kawasan ini, karena banyak rumah makan dengan berbagai tipe dan
standard berderet di sepanjang ruas jalan.
Setelah perut kenyang, barulah kami mencari tempat untuk menginap. Jalanan
mulai sepi dan gelap. Cukup susah juga mencari dan memilih tempat menginap di
suasana begini. Karena kami pergi ke Anyer melawan arus liburan, maka suasana
tampak sepi, tidak seperti hari-hari
puncak liburan atau week end
yang katanya sangat padat pengunjung. Ya, memang kebiaasan saya adalah
menghindari kegiatan traveling di saat
puncak liburan, karena saya merasa tidak bisa menikmati suasana dan keindahan
alam di saat lokasi wisata penuh sesak oleh pengunjung.
Banyak hotel dan resort berderet di sepanjang pantai ini, dan masing-masing
mempunyai hak pengelolaan pantai di area yang mereka kuasai. Salah satu yang
terkenal adalah Hotel Marbella Anyer. Tetapi, kami lebih menyukai resort untuk
menginap. Salah satu alasannya adalah jika menginap di resort mobil kami bisa
langsung parkir di depan kamar, sehingga kalau ada barang-barang yang
ketinggalan di mobil lebih mudah untuk mengambilnya. Maklum, acara traveling bersama anak-anak melibatkan
banyak hal rumit. Selain itu, menginap di resort juga jauh lebih murah daripada
di hotel berbintang seperti itu.
Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya kami menemukan juga resort yang
cocok dengan standard kami dengan harga 600 ribu rupiah semalam. Perjalanan
panjang Yogyakarta-Anyer yang telah kami lalui dengan mobil sungguh sangat
melelahkan, sehingga membuat saya langsung tidur pulas begitu masuk kamar.
Paginya, saya pun bangun dengan tubuh fresh
kembali.
Rintik hujan di pagi hari tidak menghalangi kami untuk berjalan-jalan
menikmati suasana. Ternyata fasilitas di resort tempat kami bermalam ini cukup
lengkap, ada area parkir yang luas, taman bermain, kolam renang, dan beach view. Tentu saja fasilitas yang
segera kami pilih untuk dinikmati adalah beach
view. Perpaduan antara deburan ombak dan segarnya udara pagi sayang kalau dilewatkan.
Ternyata Pantai Anyer memang sangat indah. Tak heran jika banyak orang
menyejajarkan pesona Pantai Anyer dengan Pantai Kuta di Bali. Pantainya landai dengan
hamparan pasir putih dan ombak yang tenang. Batu-batu karang dengan aneka
bentuk tampak berserak di sepanjang pantai. Gunung Krakatau di kejauhan
menambah indahnya pemandangan. Bibir pantai yang berlika-liku membentuk
telu-teluk kecil juga tampak sangat indah.
Sebenarnya tersedia paket aktivitas watersports, seperti banana boat, jetski dan surfing,
tetapi saya tidak punya nyali untuk mencobanya, terutama karena saya takut
dengan ombak dan tidak bisa berenang. Ada juga penawaran paket snorkeling dan diving, bahkan paket ke Gunung Krakatau. Tetapi, saya sekeluarga lebih
suka bermain air bersama ombak di pantai saja. Anak-anak saya pun terlihat
begitu menikmati aktivitas di pantai, bermain air, berkejar-kejaran, sambil
memunguti aneka kerang yang ditemukan di pantai.
Puas menikmati suasana pantai di resort, kami pun bersiap untuk check out. Tujuan kami berikutnya adalah
mencari lokasi pantai yang terbuka untuk umum.
===
Pantai Karang Bolong
Awalnya kami bingung, mana pantai yang terbuka sebagai tempat wisata untuk
umum, karena semua pantai telah dikuasai oleh hotel-hotel ataupun resort-resort
di sepanjang pantai, itu artinya pengunjung harus menjadi tamu resort atau
hotel dulu baru bisa bermain di pantai. Kami
memang masih buta tentang Anyer, dan inilah pertama kalinya saya pergi ke
Anyer. Saya membayangkan bahwa Pantai Anyer seperti Pantai Pangandaran. Saya
tidak tahu bahwa sistem pengelolaan Pantai Anyer beda dengan Pantai
Pangandaran. Ternyata modal nekat tanpa menggali informasi yang memadai terlebih
dahulu sebelum berangkat ke Anyer, cukup membuat kami repot. Akhirnya, setelah
cukup lama menyusuri jalan dengan mobil, kami pun secara tidak sengaja
menemukan lokasi wisata Pantai Karang Bolong ini.
Setelah membayar tiket masuk, kami segera menuju pantai. Pemandangan di
pantai ini pun sangat indah, dicirikan dengan adanya batu karang besar menjulang
tetapi berlubang menyerupai terowongan yang seakan menjadi pintu gerbang masuk ke
pantai. Pengunjung bisa naik ke atas karang besar tersebut melalui tangga
setapak. Karang besar yang telah melapuk dan berlapis tanah ini ditumbuhi
pohon-pohon besar di atasnya. Tampak sangat indah dan megah. Akar pohon-pohon
besar itu tampak menjulur ke bawah dan menutupi beberapa lubang atau gua kecil
di dinding-dinding karang itu.
Seperti halnya pantai yang kami nikmati di resort, pantai ini pun sangat
indah dengan hamparan pasir putih dan batu-batu karang. Dari kejauhan lepas
pantai juga tampak semburat Gunung Krakatau. Pantai yang landai dengan ombak cukup
tenang, sungguh mengasyikkan untuk bermain air. Sayangnya di beberapa bagian
tampak adanya abrasi pantai yang mengurangi keindahan.
Fasilitas di Pantai Karang Bolong juga cukup lengkap, taman, area parkir yang
luas dan deretan warung makan di sekitarnya. Hanya perlu hati-hati jika ingin
makan di warung-warung makan tersebut. Pastikan untuk menanyakan harga terlebih
dahulu sebelum memesan makanan. Warung-warung itu tidak memasang daftar harga
makanan, tetapi tiba-tiba nanti meminta bayaran
sangat mahal di luar kewajaran. Kami punya pengalaman pahit tak terlupakan di
sini. Saya harus membayar sepiring kecil cumi saos tiram seharga 95 ribu rupiah,
segelas es jus 15 ribu rupiah, dan semangkuk bakso 15 ribu rupiah yang semua
makanan itu rasanya sangat jauh dari lezat. Jadi, jika masih bisa menahan
lapar, lebih baik mencari tempat makan di luar kawasan wisata ini yang lebih
standard baik rasa maupun harganya.
http://jetskisportanyerbanten.blogspot.co.id/2014/03/sewa-jetskibanana-boatmotor-atv-atau.html?m=0
BalasHapus