Jumat, 25 Januari 2013

MENU KOMPLIT DI KEBUN RAYA BATURADEN: REKREASI, PETUALANGAN, PENDIDIKAN DAN PENELITIAN



Karena diminta untuk membimbing studi ekskursi oleh mahasiswa-mahasiswa saya, maka saya jadi mengenal Kebun Raya Baturaden. Awalnya saya membayangkan bahwa kebun raya ini seperti Kebun Raya Bogor, tetapi ternyata sama sekali berbeda.
 Kawasan yang ditetapkan sebagai Kebun Raya Baturaden melalui SK Menteri Kehutanan Tahun 2004 ini terletak di lereng selatan Gunung Slamet, tepatnya di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah dengan luas 143,5 ha dan pada ketinggian antara 700-1100 m dpl. Kebun raya ini merupakan kawasan konservasi tumbuhan baik secara insitu maupun eksitu yang mengkhususkan diri pada berbagai jenis tumbuhan dari pegunungan Jawa sebagai koleksinya.
Untuk memasuki kebun raya ini harus melalui pintu gerbang Wanawisata Baturaden dengan mobil atau motor, karena bis tidak bisa masuk. Wanawisata Baturaden yang dikelola oleh “Palawi”, perusahaan yang berada di bawah Perum Perhutani, mencakup 3 lokasi wisata, yaitu “Pancuran Pitu”, “Pancuran Telu” dan “Telaga Sunyi”. Masing-masing lokasi tersebut dikenakan tiket masuk.
Meskipun berada dalam satu pintu gerbang, Kebun Raya Baturaden bukan di bawah manajemen “Palawi”, melainkan di bawah manajemen kolaborasi antara Litbang Kehutanan Departemen Kehutanan, Pemda Jawa Tengah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perum Perhutani dan Pemda Banyumas.
Sekitar 2 km dari pintu gerbang Wanawisata, terdapat gapura bertuliskan Kebun Raya Baturaden. Itulah tanda bahwa area di sini telah termasuk ke dalam Kebun Raya Baturaden. Karena saya beserta 40 mahasiswa dan seorang asisten adalah tamu resmi, maka kami disambut oleh Kepala Kebun Raya Baturaden secara langsung beserta para anak buah beliau. Kami pun mendapatkan banyak kemudahan selama dua hari mengadakan studi ekskursi di sini, termasuk mendapatkan informasi yang sangat memadai dan fasilitas tenaga pemandu untuk menjelajah hutan Kebun Raya ini. Dari sini saya tahu bahwa ternyata Kebun Raya Baturaden menyajikan menu komplit sebagai tujuan wisata.
Menu 1: Rekreasi
Bagi pengunjung yang hanya ingin bersantai tanpa harus bersusah-payah masuk hutan, tersedia menu Air Terjun Beta dan Air Terjun Kartam. Menurut Pak Indra, seorang staf Kebun Raya Baturaden, nama “Kartam” mengacu pada nama orang yang menemukan air terjun ini pertama kali, sedangkan untuk nama “Beta”, tidak ada penjelasan pasti tentang itu.

 Air Terjun Beta terletak sekitar 100 m dari lokasi kantor kebun raya. Dari kantor tersebut ambil arah kiri kemudian jalan kaki menuruni bukit. Pihak kebun raya sudah membuat track dengan batu-batuan untuk memudahkan perjalanan. Meskipun begitu, musim hujan membuat jalan setapak ini cukup licin untuk dilalui, sehingga perlu hati-hati melewatinya, apalagi di sebelah kanan jalan setapak ini adalah jurang. Beberapa mahasiswa saya sempat hampir terjatuh.
Menikmati air terjun ini sama halnya dengan menikmati air terjun-air terjun di tempat-tempat wisata lainnya, yaitu menikmati sensasi cipratan air, suara gemuruh air yang jatuh dari atas bukit, hawa segar dan dinginnya air saat menyentuhnya. Sensasi kesegaran itu menghilangkan segala penat di badan dan pikiran.
Batu-batu besar tampak berserak di bawah air terjun Beta. Perlu hati-hati untuk berpijak pada batu-batu ini karena sangat licin. Beberapa mahasiswa saya sampai basah kuyup karena terpeleset dan jatuh ke air yang mengalir di bawah air terjun tersebut.
Air Terjun Kartam lebih dekat dan mudah dijangkau dari lokasi kantor kebun raya, sekitar 50 meter arah belakang kantor. Untuk sampai ke sana pun tidak perlu bersusah payah menaiki atau menuruni track, karena letaknya cukup dekat dengan jalan utama beraspal tipis yang membelah kebun raya ini. Berbeda dengan Air Terjun Beta, di bawah Air Terjun Kartam tidak terserak batu-batuan yang licin tetapi berupa telaga kecil yang menampung jatuhan air dari atas, yang sebagian meluap menjadi aliran sungai kecil dan akhirnya bertemu dengan Air terjun Beta. Tentu saja airnya juga jernih dan menyegarkan. Di sebelah kanan air terjun juga terdapat gua kecil seperti di Air Terjun Beta.
Baik Air Terjun Beta maupun Air Terjun Kartam hanya bisa dinikmati pada musim hujan karena pada musim kemarau kedua air terjun itu kering. Beruntunglah saya dan rombongan karena datang ke Kebun Raya Baturaden pada saat musim hujan.
Menu 2: Petualangan
Bagi yang suka petualangan, menjelajah hutan damar dapat menjadi pilihan yang menyenangkan. Memang, tegakan dominan di Kebun Raya Baturaden adalah damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich). Pohon-pohon ini adalah peninggalan Perum Perhutani yang kemudian menjadi bagian dari Kebun Raya Baturaden, sehingga Perum Perhutani masih sesekali menyadap getahnya. Pohon pinus juga ada, tetapi sedikit terdapat.
Telah ada jalur berupa jalan setapak untuk menjelajah hutan ini. Itulah jalur yang biasa dilalui oleh petugas kantor kebun raya untuk patroli hutan sekaligus melakukan eksplorasi jenis-jenis tumbuhan khas hutan ini yang perlu diinventarisasi ataupun dibudidayakan di dalam rumah kaca (green house) yang terletak di dekat kantor. Perlu hati-hati menyusuri jalan setapak yang dirimbuni oleh vegetasi bawah yang didominasi oleh pacing hutan (Costus sp.) ini di saat musim hujan, karena jalannya licin dan banyak pacet yang siap menempel pada kaki dan menyedot darah. Beberapa mahasiswa saya telah merasakan dihisap pacet di kakinya dan juga terjatuh saat menaiki maupun menuruni jalan setapak ini.
Aktivitas yang menarik dalam menjelajah hutan ini adalah mengamati burung dan anggrek hutan yang sedang berbunga. Saya jadi merasa menyatu dengan alam. Kelembaban udara yang mencapai 80% memang sangat mendukung sebagai habitat berbagai jenis anggrek hutan. Cukup banyak juga jenis anggrek yang tumbuh secara alami di hutan ini, baik yang bersifat epifit maupun saprofit (anggrek tanah), sedangkan burung yang dominan adalah jenis elang-elangan. Tentunya diperlukan teropong untuk bisa mengamati burung dengan jelas. Untuk pengamatan hewan, selain pengamatan burung, menarik juga melakukan pengamatan serangga, terutama dari kelompok Lepidoptera atau kupu-kupuan. Tentunya hal ini sangat menarik bagi saya yang mendalami Ekologi dan Ilmu Lingkungan.
Vegetasi bawah beraneka jenis juga menghuni hutan damar ini. Selain pacing, juga ada bemacam paku-pakuan, pandan, rotan, bermacam tanaman merambat (liana), talas-talasan, dll. Inilah sumber plasma nutfah yang sangat berharga. Sayangnya saya tidak sempat menemukan tumbuhan kantong semar (Nepenthes) saat menyusuri hutan, karena saya hanya sampai di ketinggian 939 m dpl, sedangkan tumbuhan itu biasanya mulai muncul di ketinggian sekitar 1000 m dpl.
Menu 3: Paket Pendidikan dan Penelitian
Inilah sebenarnya tujuan saya dan rombongan mahasiswa saya datang ke Kebun Raya Baturaden, yaitu studi ekskursi. Keempat puluh mahasiswa saya itu terbagi dalam tiga kelompok, kelompok pertama melakukan observasi burung, kelompok ke-2 anggrek hutan, dan kelompok ke-3 mengamati serangga. Mereka telah siap dengan metode observasi. Data yang didapatkan akan dibuat laporan dan nantinya sayalah yang mengoreksi dan memberikan penilaian.
 Untuk keperluan pendidikan dan penelitian, pihak kebun raya mempunyai dua green house, satu untuk koleksi Nepenthes dan satu untuk koleksi anggrek. Pihak kebun raya juga membuka kesempatan bagi siapapun untuk menjalin kerja sama penelitian. Di tempat ini juga sering dipakai untuk praktek kerja lapangan (PKL) oleh para mahasiswa. Saat saya datang, beberapa mahasiswa dari UNSUD Purwokerto sedang PKL di tempat ini.

Itulah menu komplit yang tersedia di Kebun Raya Baturaden. Tertarik? Silakan mencobanya.....

Baturaden, 21-23 Januari 2013

4 komentar:

  1. Terimakasih kepada Ibu Tien yang sudah menampilkan tulisan tentang Kebun Raya Baturraden. Saya dulu pernah menjadi staf di Kebun Raya tersebut, memang menyenangkan.

    BalasHapus
  2. Sama-sama. Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai bentuk promosi bagi Kebun Raya Baturaden. Pindah dari Kebun Raya tahun berapa?

    BalasHapus
  3. ada jalur buat bersepedaan gak ya

    BalasHapus