Rabu, 16 Januari 2013

PESONA KUTA DI PANTAI ANYER


 Kawasan Pantai Anyer yang terletak di pesisir barat Propinsi Banten ini telah lama ditetapkan sebagai taman wisata alam, yaitu sejak Tahun 1978. Meskipun terkenal dengan nama Pantai Anyer, tetapi sebenarnya Anyer adalah nama suatu kawasan wisata pantai yang terdiri dari banyak pantai yang terletak dalam satu garis pantai yang sama, antara lain Pantai Pasir Putih, Pantai Carita, dan Pantai Karang Bolong.  Kawasan ini mencakup dua kabupaten, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Serang. Pantai Carita termasuk dalam Kabupaten Pandeglang, sedangkan Pantai Pasir Putih dan Karang Bolong termasuk dalam Kabupaten Serang. Untuk menuju tempat ini dapat melalui jalan tol Anyer, kemudian menyusuri ruas jalan Labuan-Carita menuju Anyer.

Begitu terkenalnya Anyer, hingga ‘memaksa’ saya sekeluarga untuk mencoba mencicipi pesonanya di awal Tahun 2009. Saat kami tiba di kawasan Anyer hari telah gelap dan perut pun mulai keroncongan. Kami pun segera menuju sebuah rumah makan yang menyajikan aneka menu masakan dari ikan. Mudah sekali mencari tempat makan di kawasan ini, karena banyak rumah makan dengan berbagai tipe dan standard berderet di sepanjang ruas jalan.
Setelah perut kenyang, barulah kami mencari tempat untuk menginap. Jalanan mulai sepi dan gelap. Cukup susah juga mencari dan memilih tempat menginap di suasana begini. Karena kami pergi ke Anyer melawan arus liburan, maka suasana tampak sepi, tidak seperti hari-hari  puncak liburan atau week end yang katanya sangat padat pengunjung. Ya, memang kebiaasan saya adalah menghindari kegiatan traveling di saat puncak liburan, karena saya merasa tidak bisa menikmati suasana dan keindahan alam di saat lokasi wisata penuh sesak oleh pengunjung.
Banyak hotel dan resort berderet di sepanjang pantai ini, dan masing-masing mempunyai hak pengelolaan pantai di area yang mereka kuasai. Salah satu yang terkenal adalah Hotel Marbella Anyer.  Tetapi, kami lebih menyukai resort untuk menginap. Salah satu alasannya adalah jika menginap di resort mobil kami bisa langsung parkir di depan kamar, sehingga kalau ada barang-barang yang ketinggalan di mobil lebih mudah untuk mengambilnya. Maklum, acara traveling bersama anak-anak melibatkan banyak hal rumit. Selain itu, menginap di resort juga jauh lebih murah daripada di hotel berbintang seperti itu.
Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya kami menemukan juga resort yang cocok dengan standard kami dengan harga 600 ribu rupiah semalam. Perjalanan panjang Yogyakarta-Anyer yang telah kami lalui dengan mobil sungguh sangat melelahkan, sehingga membuat saya langsung tidur pulas begitu masuk kamar. Paginya, saya pun bangun dengan tubuh fresh kembali.  
Rintik hujan di pagi hari tidak menghalangi kami untuk berjalan-jalan menikmati suasana. Ternyata fasilitas di resort tempat kami bermalam ini cukup lengkap, ada area parkir yang luas, taman bermain, kolam renang, dan beach view. Tentu saja fasilitas yang segera kami pilih untuk dinikmati adalah beach view. Perpaduan antara deburan ombak dan segarnya udara pagi sayang kalau dilewatkan.
Ternyata Pantai Anyer memang sangat indah. Tak heran jika banyak orang menyejajarkan pesona Pantai Anyer dengan Pantai Kuta di Bali. Pantainya landai dengan hamparan pasir putih dan ombak yang tenang. Batu-batu karang dengan aneka bentuk tampak berserak di sepanjang pantai. Gunung Krakatau di kejauhan menambah indahnya pemandangan. Bibir pantai yang berlika-liku membentuk telu-teluk kecil juga tampak sangat indah.
Sebenarnya tersedia paket aktivitas  watersports, seperti banana boat, jetski dan surfing, tetapi saya tidak punya nyali untuk mencobanya, terutama karena saya takut dengan ombak dan tidak bisa berenang. Ada juga penawaran paket snorkeling dan diving, bahkan paket ke Gunung Krakatau. Tetapi, saya sekeluarga lebih suka bermain air bersama ombak di pantai saja. Anak-anak saya pun terlihat begitu menikmati aktivitas di pantai, bermain air, berkejar-kejaran, sambil memunguti aneka kerang yang ditemukan di pantai.
Puas menikmati suasana pantai di resort, kami pun bersiap untuk check out. Tujuan kami berikutnya adalah mencari lokasi pantai yang terbuka untuk umum.
===
Pantai Karang Bolong
Awalnya kami bingung, mana pantai yang terbuka sebagai tempat wisata untuk umum, karena semua pantai telah dikuasai oleh hotel-hotel ataupun resort-resort di sepanjang pantai, itu artinya pengunjung harus menjadi tamu resort atau hotel dulu baru bisa bermain di pantai.  Kami memang masih buta tentang Anyer, dan inilah pertama kalinya saya pergi ke Anyer. Saya membayangkan bahwa Pantai Anyer seperti Pantai Pangandaran. Saya tidak tahu bahwa sistem pengelolaan Pantai Anyer beda dengan Pantai Pangandaran. Ternyata modal nekat tanpa menggali informasi yang memadai terlebih dahulu sebelum berangkat ke Anyer, cukup membuat kami repot. Akhirnya, setelah cukup lama menyusuri jalan dengan mobil, kami pun secara tidak sengaja menemukan lokasi wisata Pantai Karang Bolong ini.
Setelah membayar tiket masuk, kami segera menuju pantai. Pemandangan di pantai ini pun sangat indah, dicirikan dengan adanya batu karang besar menjulang tetapi berlubang menyerupai terowongan yang seakan menjadi pintu gerbang masuk ke pantai. Pengunjung bisa naik ke atas karang besar tersebut melalui tangga setapak. Karang besar yang telah melapuk dan berlapis tanah ini ditumbuhi pohon-pohon besar di atasnya. Tampak sangat indah dan megah. Akar pohon-pohon besar itu tampak menjulur ke bawah dan menutupi beberapa lubang atau gua kecil di dinding-dinding karang itu.
Seperti halnya pantai yang kami nikmati di resort, pantai ini pun sangat indah dengan hamparan pasir putih dan batu-batu karang. Dari kejauhan lepas pantai juga tampak semburat Gunung Krakatau. Pantai yang landai dengan ombak cukup tenang, sungguh mengasyikkan untuk bermain air. Sayangnya di beberapa bagian tampak adanya abrasi pantai yang mengurangi keindahan.
Fasilitas di Pantai Karang Bolong juga cukup lengkap, taman, area parkir yang luas dan deretan warung makan di sekitarnya. Hanya perlu hati-hati jika ingin makan di warung-warung makan tersebut. Pastikan untuk menanyakan harga terlebih dahulu sebelum memesan makanan. Warung-warung itu tidak memasang daftar harga makanan,  tetapi tiba-tiba nanti meminta bayaran sangat mahal di luar kewajaran. Kami punya pengalaman pahit tak terlupakan di sini. Saya harus membayar sepiring kecil cumi saos tiram seharga 95 ribu rupiah, segelas es jus 15 ribu rupiah, dan semangkuk bakso 15 ribu rupiah yang semua makanan itu rasanya sangat jauh dari lezat. Jadi, jika masih bisa menahan lapar, lebih baik mencari tempat makan di luar kawasan wisata ini yang lebih standard baik rasa maupun harganya.

1 komentar:

  1. http://jetskisportanyerbanten.blogspot.co.id/2014/03/sewa-jetskibanana-boatmotor-atv-atau.html?m=0

    BalasHapus